Ad Code

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Bangga pakai tenun sambil traveling


Sekarang kalau lihat media sosial di feed instagram, baik influencer, artis berlomba-lomba pakai tenun etnik khas nusantara. Ngehitsss pokoknyaa properti foto yang satu ini.

Ini hal bagus atau bagusss banget? 


kain tenun Sasak di Dafalen, Misool Raja Ampat

Kalau menurut saya ini BAGUSS BANGETTT! Sangat amat mendukung sekali .. Kain etnik dipadukan saat traveling. Indah dan berbudaya! Rasanya Indonesia banget.

Sudah semestinya kain tenun naik kelas, dipakai dengan bangga oleh penduduknya bahkan orang asing. Bukan hanya kebutuhan untuk adat tapi jadi kebanggaan saat dibawa plesir.

Dulu kalau jalan, engga banget deh kalau pakai tenun-tenun gitu, contohnya kain ulos, ga pernah tersentuh kecuali ada acara adat. Nah kebiasaan ini yang buat aku kagum sendiri sama orang Flores. Mereka bangga sekali pakai kain tenunnya dalam keseharian mereka, bahkan paling gokil lagi, waktu saya dalam perjalanan pulang dari Maumere, ada gadis Flores, lagi pakai kain ulos dijadiin syal. ((KAIN ULOS DIJADIIN SYAL)) kami saja jarang banget pakai ulos begituan, ini moment yang menyentil ego banget.

MASA ORANG FLORES SIH YANG JADI BANGGA PAKAI KAIN ULOS?
*malu banget dakuuuu sebagai orang batak hiks



kain tenun Toraja di Dafalen, Misool, Raja Ampat 

kain tenun Sasak di Bukit Warinding, Sumba

Salut buat pegiat kain-kain tenun yang sudah berhasil membawa tenun ke level yang lebih WOW lagi sampai dirancang oleh desainer dunia. Mengagumkan sekali yaa!

foto postwedding dengan kain tenun ikat Sumba 
captured by : @achmadi_anggi

inframe : @febtife  dengan kain tenun Toraja di Puncak Harfat, Misool  

Aku mau cerita dulu tahun lalu waktu overland Flores, nginap di satu kampung dekat Bena, kampung Tololela, sekitar 1,5 jam kita baru sampai treking ke sana. Disambut dengan tawa dan canda di sana, duh jadi kangen dakuuu. Nah, kampung Tololela ini punya kain tenun ikat yang bagussss banget. Halus kainnya dan pakai pewarna alami. Mayoritas mama-mama di sana memang menggantungkan kehidupannya dengan bertenun.

Hasil cerita dengan mama-mama di sana, akhirnya baru tau, ternyata ada beberapa jenis kain tenun, tapi yang paling bagus itu jenis kain tenun ikat. Teksturnya halus dan proses pengerjaannya berbulan-bulan, bisa lebih dari 3 bulan untuk satu lembar kain.

Kain tenun pun dibagi lagi, kain dengan benang pewarna alami dan pewarna buatan. Pewarna alami ini biasanya didapat dari warna buah dari kunyit, daun nila, daun mangga, biji pinang, akar tanaman mengkudu. Belum membayangkan gimana proses pengerjaannya, direndam berulang kali untuk mendapatkan warna. So, ga heran harganya juga menentukan kualitasnya :)

Tipe kain tenun ikat Sumba terpanjang yang pernah saya temuin di foto ini. Panjangnya lebih dari 3 meter dan harganya jugaaaaa lumayan banget boooo' 3 jutaaan heheheh :D

inframe : @achmadi_anggi dengan kain tenun ikat Sumba




inframe : @r.primap dengan ikat kepala Toraja dan tas etnik Toraja 

Ga hanya kain tenun, ada banyak hal-hal etnik yang bisa dipakai buat nambah warna kalau travelling. Ikat kepala, tas etnik semuanya bagus bagusssss! Harganya juga relatif terjangkau, mulai dari lima puluh ribuan.

ikat kepala toraja di pulau karampuang Mamuju


Ikat kepala Bena dan tas etnik Toraja di Tanralili, Sulawesi Selatan 

Setiap daerah se-Indonesia Raya ini bahkan punya kain tenun yang berbeda-beda. Kaya banget budayanya! Itu keren bangett menurutku. Ambil contohnya di Batak aja yaa, jadi suku batak itu dibagi lagi jadi 6 suku besar, batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Angkola, Pakpak dan semua suku ini beda cara adatnya, berbeda jenis tenunnya!

Belum lagi suku Jawa, Sunda, Flores, Bali, Sumba, Bugis, Toraja, Dayak, Madura, Banjar, Sasak, Papua waaaaahhhh .. negeri kita ini memang benar-benar kaya!

Berbeda-beda tetapi satu jua. Justru perbedaan ini yang buat kita semakin berwarna. Berbeda tempat, semakin beda pula filosofi kehidupannya. Seneng dan bangga setiap melihat postingan temen-temen di sosial media, pakai kain tenun saat travelling. Kalau bukan kita yang bangga untuk pakai, siapa lagi donk ya kaaann ?!

Zaman boleh semakin canggih, tapi semoga nilai-nilai tradisional tetap lestari temasuk kain-kain tenun yang indah ini. Ga bisa nenun, setidaknya kita bisanya bantu mama-mama penenun dengan beli hasil karya mereka aja dulu yaa :D


kain tenun Sumba di kampung Ratenggaro

kain tenun sasak di Nusa Penida, Bali

Kalau kamu golongan mana? #timpakaiTenun jugakaaaan ?!


@daisyjuliaaa - feeling so beautiful wearing woven 

Post a Comment

0 Comments