Ad Code

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Bali yang 'berbeda'





Mengunjungi Bali selalu punya cerita yang berkesan. Ini kali ketigaku tiba di pulau Dewata dan baru kali ini saja bisa menghirup nafas ga terburu-buru buat kejar flight pesawat. Berempat dengan temen-temenku Jemi, Marlina dan Justi sampailah kami siang hari di pulau terindah sedunia ini.

Sesampainya di hotel langsung beres-beres sebentar dan keluar untuk makan siang. Berhubung Jemi adalah vegetarian, jadilah kami bertiga ‘diracunin’ untuk coba kafe baru yang lebih banyak pilihan vegetariannya. Masih di sekitaran Seminyak, café Nook namanya. Bener saja, makanannya memang enak dan seger. Viewnya persawahan jadi angin sepoi-sepoi. Saya sampai nambah dua kali antara kelaparan atau karena enak hehe

view Sawah dari Nook cafe
Kelar makan dan ngobrol sana sini, tinggal jalan kaki saja ke pantai Seminyak. Jam sudah mulai menunjukkan pukul  5 sore, saat tiba di La Planca. Ini tempat hits se-Bali lihat sunset, bentuknya bean bag warna-warni dengan payung-payung khas Bali lengkap dengan sound system putarin lagu-lagu pop yang up to date.



Tempat nongkrong yang nyamanlah. Kita cukup belanja 100ribu per orang buat nongki di sini dan berakhir dengan bawa pulang makanannya hahaha, ga mau rugi!

pantai Seminyak 

Senja sore itu full colour. Dari kuning – orange - pink sampai merah. Wagelaseh memang cakepnya.  

golden hours after sunset in Seminyak

Malamnya, yang paling buat kami penasaran mau coba night life nya Bali di sekitaran Seminyak. Berkat racun Jemi lagi, kami berempat sepakat buat coba dugem gay bar, Bali Joe namanya. Satu-satunya gay bar di Bali, pun syarat masuknya tidak ada, cuma pesen minum saja dan tidak terlalu mahal. Waria-waria yang tampil juga professional, ganti-gantian menari dan lipsync.  Setelah waria, gantian sexy boys yang pamer badan six pack nya. Wuihhh badannya bagus-bagus dengan ototnya yang kekar, yang lucunya lagi kalau sexy boys ini menari hanya dengan CD dan lumayan erotis.

Kami berempat kami duduk dengan tenang saja, melihat semuanya sudah mulai terbawa suasana, mulai ‘panas’  kiri kanan sudah mulai cipok sana cipok sini sesama gay. Gila sih ya, baru kali saya melihat ciuman mulut yang lama, saling melumat mulut sesama gay hehehe. Puncak acara di bar ini saat para waria menari dari satu panggung ke panggung yang lain. Suasana di bar semakin ramai, semuanya pada joget, ga hanya para gay aja.

Sambil setengah berteriak Jemi colek saya
“ Je .. kita udahan aja yuk keluar “
“ Oke .. okeee ” jawabku juga sambil berteriak.

Keluar bar akhirnya bisa bernafas lega, trust me guys, asap rokok campur AC dingin, buat mata perih sekali. 

“Next time kita cobain dugem di Sky Garden, tapi kita singgah dulu makan nasi padang” kata Jemi. Kami bertiga cuman geleng-geleng kepala saja, selera music boleh EDM, RNB atau techno tapi urusan perut tetep nasi padang juaranya hehehe. 

Begitu deh perkenalan pertama night life di Bali, ga terlalu spesial karena kami sudah capek seharian, kesimpulannya mau cari apa aja di Bali itu lengkap. Kalau untuk night life, mungkin hanya akan ada di Bali boleh dibuka bar Gay seperti ini, ga heran setiap hari bar ini selalu penuh pengunjung. 

Bali selalu punya cerita. Next ke Bali cerita apa lagi yaaaa? :D

@daisyjuliaaa - not a fan of night life 

Post a Comment

0 Comments