Perjalanan sekitar 4 jam dari Ruteng, akhirnya sampailah kami di Bajawa, ibukotanya Ngada. Tiba sekitar jam 8 malam. Akhirnya menuju hotel Bintang Wisata. Malam itu langit lumayan cerah. Udaranya lumayan dingin guysss di Bajawa.
Besok paginya setelah sarapan ditambah secangkir kopi Bajawa, kami memulai petualangan menikmati Bajawa. Oh ya fyi, hanya di Flores aku mulai membiasakan minum kopi, soalnya setiap kabupaten beda-beda nama kopinya, jadi ga mau rugi sayaah pengen coba juga.
Kami menghabiskan 3 hari 2 malam di Bajawa, jadi punya lumayan banyak waktu untuk explore kota dingin ini.
HERE THEY ARE SOME MUST VISIT PLACES & DO IN BAJAWA :
BERKUNJUNG KE KAMPUNG BENA
Desa ini sudah terkenal sekali di antara wisatawan, hingga wisatawan Eropa. Di tambah dengan penduduk lokalnya sudah sadar wisata. Mereka ramah-ramah banget menyapa kita. Di sini kita juga bisa beli langsung tenun ikatnya dan di sini sudah ada toilet.
Desa ini sudah ada sejak 1200 tahun silam. Kalau kita menghitung keliling ada 45 rumah beratap tinggi dan tumpukan batu yang merupakan batu simbolis yang dijaga oleh adat. Berjalan hingga ujung kampung kita akan menemukan Gua Maria spot foto favorit sambil memandang desa Bena.
MENGINAP DI KAMPUNG TOLOLELA
Untuk menjangkau desa ini, kita harus treking sekitar 1,5 jam. Dibantu dengan ibu dari Bena yang jadi porter kami. Sampailah kami di desa ini. Bentuk rumahnya mirip seperti di desa Bena dan di sini kita juga bisa beli kain tenun karya ibu-ibu.
tampak depan desa |
view di belakang |
Di kampung ini saya akhirnya bisa merasakan langsung menginap di rumah adat di Bajawa. Setelah di rumah adat Waerebo, akhirnya pilihan kedua jatuh di kampung ini, merasakan tinggal dengan penduduk lokal. Rasanya campur aduk, mereka ramah sekali seperti saya punya keluarga baru di sini.
BERKUNJUNG KAMPUNG GURUSINA
Kampung Megalitikum ketiga yang saya datangi di Bajawa adalah kampung Gurusina. Ternyata kampung inilah yang paling tua dari semua kampung di Bajawa. Desa ini dikelilingin perbukitan hijau walaupun tanah di sekitarnya rata. Bentuk rumah adat di sinipun mirip sekali di Kampung Bena dan di Kampung Tololela.
AIR PANAS MALANAGE
Setelah dari Kampung guru Sina, hilangkan semua encok dan pegal linu ke air panas Malanage. Kalau biasanya di Tarutung, Tapanuli Utara atau di Sidebuk-debuk, Brastagi, sumber air panas biasanya dibuatin kolam.
Nah uniknya ini berupa aliran sungai. Lucu banget ya! Tambah lucu dan buat lain dari yang lain karena aliran sungai ini punya dua aliran. Air panas yang mengandung sulfur dan rasanya panas banget di ujung sebelah kanan. Wuihh. Di sebelah kiri, air dari mata air. Dua-duanya aliran air ini bersatu di sungai. Jadi kita berendam tinggal pilih posisi mau yang mana yang hangat hehehhe.
Malanage hotspring di Bajawa |
MELIHAT GUNUNG
Di Bajawa, engga beda jauh dengan Ruteng, kotanya terletak di ketinggian 1,100mdpl. Pokoknya siap-siap jaket. Oleh bapak Benny, kami diajak ke spot foto ini, paling jelas untuk melihat gunung Inerie .
view gunung Inerie |
view gunung Ebulobo |
COBAIN KULINERNYA
Jalan-jalan ke tempat yang baru , pasti ga akan komplit kalau tidak coba makanan lokalnya. Di sini aku sudah coba kopi Bajawa, kopi Tololela, hingga moke putih heheheh.
kopi Tololela |
Moke itu air bening seperti arak tapi kadar alkoholnya masih rendah. Rasanya kecut sekali. Dijamu makan siang di kampung Tololela dengan nasi merah dan ikan goreng, plus sayur. Rasanya agak unik karena bener-bener baru pertama kali coba.
Cobain moke putih :D |
Menyirih dengan mama-mama |
BELI OLEH-OLEH HASIL KERAJINAN TANGAN
@daisyjuliaaa - Visiting Bajawa enriched me with so many value life
0 Comments