A long journey in Bajawa

A long journey in Bajawa

January 15, 2018   AIR PANAS MALANAGE, BAJAWA, BENA, GURUSINA, KAMPUNG BENA, KAMPUNG GURUSINA, KAMPUNG MEGALITIKUM, KAMPUNG TOLOLELA, MALANAGE, NUSA TENGGARA TIMUR, TOLOLELA,

Perjalanan sekitar 4 jam dari Ruteng, akhirnya sampailah kami di Bajawa, ibukotanya Ngada. Tiba sekitar jam 8 malam. Akhirnya menuju hotel Bintang Wisata. Malam itu langit lumayan cerah. Udaranya lumayan dingin guysss di Bajawa. 

Besok paginya setelah sarapan ditambah secangkir kopi Bajawa, kami memulai petualangan menikmati Bajawa.  Oh ya fyi, hanya di Flores aku mulai membiasakan minum kopi, soalnya setiap kabupaten beda-beda nama kopinya, jadi ga mau rugi sayaah pengen coba juga. 

Kami menghabiskan 3 hari 2 malam di Bajawa, jadi punya lumayan banyak waktu untuk explore kota dingin ini. 

HERE THEY ARE SOME MUST VISIT PLACES  & DO IN BAJAWA :

BERKUNJUNG KE KAMPUNG BENA 

Desa ini sudah terkenal sekali di antara wisatawan, hingga wisatawan Eropa. Di tambah dengan penduduk lokalnya sudah sadar wisata. Mereka ramah-ramah banget menyapa kita. Di sini kita juga bisa beli langsung tenun ikatnya dan di sini sudah ada toilet. 

Desa ini sudah ada sejak 1200 tahun silam. Kalau kita menghitung keliling ada 45 rumah beratap tinggi dan tumpukan batu yang merupakan batu simbolis yang dijaga oleh adat. Berjalan hingga ujung kampung kita akan menemukan Gua Maria spot foto favorit sambil memandang desa Bena. 

MENGINAP DI KAMPUNG TOLOLELA 

Untuk menjangkau desa ini, kita harus treking sekitar 1,5 jam. Dibantu dengan ibu dari Bena yang jadi porter kami. Sampailah kami di desa ini. Bentuk rumahnya mirip seperti di desa Bena dan di sini kita juga bisa beli kain tenun karya ibu-ibu.  

tampak depan desa 

view di belakang 

Di kampung ini saya akhirnya bisa merasakan langsung menginap di rumah adat di Bajawa. Setelah di rumah adat Waerebo, akhirnya pilihan kedua jatuh di kampung ini, merasakan tinggal dengan penduduk lokal. Rasanya campur aduk, mereka ramah sekali seperti saya punya keluarga baru di sini.

BERKUNJUNG KAMPUNG GURUSINA 

Kampung Megalitikum ketiga yang saya datangi  di Bajawa adalah kampung Gurusina. Ternyata kampung inilah yang paling tua dari semua kampung di Bajawa. Desa ini dikelilingin perbukitan hijau walaupun tanah di sekitarnya rata.  Bentuk rumah adat di sinipun mirip sekali di Kampung Bena dan di Kampung Tololela.

Situs Megalitikum dilihat dari kepercayaan warga dengan menjaga batu batu yang tersusun rapi ini.

AIR PANAS MALANAGE

Setelah dari Kampung guru Sina, hilangkan semua encok dan pegal linu ke air panas Malanage. Kalau biasanya di Tarutung, Tapanuli Utara atau di Sidebuk-debuk, Brastagi, sumber air panas biasanya dibuatin kolam.

Nah uniknya ini berupa aliran sungai. Lucu banget ya! Tambah lucu dan buat lain dari yang lain karena aliran sungai ini punya dua aliran. Air panas yang mengandung sulfur dan rasanya panas banget di ujung sebelah kanan. Wuihh. Di sebelah kiri, air dari mata air.  Dua-duanya aliran air ini bersatu di sungai. Jadi kita berendam tinggal pilih posisi mau yang mana yang hangat hehehhe.

Malanage hotspring di Bajawa 

MELIHAT GUNUNG 

Di Bajawa, engga beda jauh dengan Ruteng, kotanya terletak di ketinggian 1,100mdpl. Pokoknya siap-siap jaket. Oleh bapak Benny, kami diajak ke spot foto ini, paling jelas untuk melihat gunung Inerie .

view gunung Inerie 

view gunung Ebulobo 

COBAIN  KULINERNYA

Jalan-jalan ke tempat yang baru , pasti ga akan komplit kalau tidak coba makanan lokalnya. Di sini aku sudah coba kopi Bajawa, kopi Tololela, hingga moke putih heheheh.

kopi Tololela

Moke itu air bening seperti arak tapi kadar alkoholnya masih rendah. Rasanya kecut sekali. Dijamu makan siang di kampung Tololela dengan nasi merah dan ikan goreng, plus sayur. Rasanya agak unik karena bener-bener baru pertama kali coba.

Cobain moke putih :D

Menyirih dengan mama-mama

BELI OLEH-OLEH HASIL KERAJINAN TANGAN

Menyenangkan sekali deh perjalanan di Bajawa! A MUST VISIT PLACE!

@daisyjuliaaa - Visiting Bajawa enriched me with so many value life

Continue Reading

Satu malam di Kampung Tololela, Bajawa

Satu malam di Kampung Tololela, Bajawa

November 29, 2017   BAJAWA, KAMPUNG FLORES, KAMPUNG MEGALITIKUM, KAMPUNG TOLOLELA, MEGALITIKUM, NGADA, NUSA TENGGARA TIMUR, RUMAH ADAT FLORES, TOLOLELA,

Memulai perjalan ke Bajawa setelah dari kampung Bena, kami disarankan untuk bermalam di kampung adat Tololela. Masih jarang orang mendengar tentang kampung ada yang satu ini. Untuk mencapai kampung adat ini, kami kemudian harus treking sekitar 1,5 jam mungkin karena letaknya yang agak tersembunyi. 

Setelah melewati banyak pohon kemiri di sekitar kebun penduduk, sampailah di kampung Tololela. 

kampung Tololela di Desa Jereebu, Ngada Flores

Dibandingkan dengan kampung Bena, kampung Tololela ini masih terdengar asing. Tapi ternyata perjalanan dua jam untuk tiba di kampung ini setara dengan view yang saya dapat. Kampungnya sangat bersih, alamnya sangat indah di belakang kampung langsung view gunung Inerie dan warganya sangat ramah dengan budaya yang sangat kuat.

Disambut oleh mama Matilda untuk berkeliling kampung dan mama sangat semangat bercerita tentang asal usul kampung termasuk bentuk rumah, ukiran dan seni mewarnai rumah di Kampung Tololela

Saya dan ka Nila putuskan untuk bermalam di kampung ini, mau coba pengalaman langka bermalam di kampung adat Tololela. 

gigi babi dan kerbau juga dipajang sebagai simbol status sosial

tanduk kerbau dipajang sebagai simbol status sosial 

Karena sebagian besar tanah di Flores, tanahnya perbukitan, jadi mata pencaharian kebanyakan bapak dan mama di sini berladang dan bertenun. Rempah-rempah, ubi, jagung. Untuk membantu ekonomi, mama-mama banyak yang bertenun. Dan kualitas kain tenunnya bagus sekali. Saya beli kain tenun ikat di kampung Tololela, kainnya halus dari bahan alami. 

hasil panen kemiri

buah kapuk. Setelah matang, buahnya dipecah untuk jadi bahan pembuatan benang

Berkeliling sekitar kampung

RUMAH ADAT 

Rumah adat yang unik dengan atapnya terbuat dari ilalang. Konon katanya jika ingin membangun rumah adat yang baru harus melalui upacara yang besar. Dan tak lupa di depan rumah dipajang tanduk-tanduk kerbau yang dulu dijadikan dalam upacara adat. Semakin banyak tanduk kerbau semakin naik status sosial.

Langit mendung saat senja di kampung Tololela

SENI UKIR RUMAH ADAT 

Setiap rumah memiliki lambang lambang ukir di kampung Tololela. Tradisi budaya masih terjaga baik dan terasa sekali di kampung Tololela. Setiap ukiran dalam rumah bahkan memiliki arti yang sangat filosofis. 

Di tengah kampung ada pundek berundak sebagai tempat pemujaan pada kepercayaa masa lalu dan ada kuburan di tengah lapangan.

pagi hari di kampung Tololela

KAIN TENUN TRADISIONAL 

Setiap pagi dan sore, mama-mama di kampung Tololela menenun kain tradisional, bahkan dengan pewarna yang masih sangat alami. Pewarna didapat dengan mencampur warna dari buah mengkudu, daun nila, kunyit dll.  Jangan lupa untuk beli kain tenunnya jika berkunjung ke kampung ini :))

Dan tak lupa saya bahkan diceritakan tentang alat musik bombardon yang dijaga supaya tetap lestari. Biasanya digunakan untuk menyambut tamu dan upacara adat. Bombardon terbuat dari bambu besar dan kecil yang ditiup.

Kampung Tololela, kampung favorit saya di Flores. Until we meet again mama dan bapa :)


@daisyjuliaaa - she felt at home in Tololela

Continue Reading

Itinerary & Budget Overland Flores 10D9N

Itinerary & Budget Overland Flores 10D9N

November 22, 2017   BAJAWA, DESA MONI, FLORES, ITINERARI FLORES, KAMPUNG BENA, KAMPUNG TOLOLELA, KELIMUTU, MALANAGE, MAUMERE, MONI, NUSA TENGGARA TIMUR, OVERLAND FLORES, RIUNG, TOLOLELA, WAEREBO,

Akhirnya trip impian tercentang, sudah lama saya ingin overland Flores, karena memang tempat ini punya banyak sekali tempat-tempat bagus yang wajib didatangin.

Desa Waerebo,
Danau Kelimutu
Kampung Bena
Malanage Hotspring
Gunung Inerie

ada di pulau Flores ini, pulau Flores terdiri 9 Kabupaten yaitu : 

• Manggarai Barat (Labuan Bajo),  
• Manggarai (Ruteng), 
• Manggarai Timur (Borong),
• Ngada (Bajawa), 
• Nagekeo (Mbay),  
• Ende (Ende), 
• Sikka (Maumere),
• Flores Timur (Larantuka), 
• Lembata (Ibu kota:Lewoleba),  

Trip #overlandFlores ini, kami mengunjungi 8 Kota dari Barat ke Timur : 
Labuan Bajo > Ruteng > Bajawa > Riung > Mbay > Ende > Moni > Maumere.

Itinerary besar dan biayanya. Biayanya diluar biaya yang tidak wajib ya, seperti snack, laundry, oleh-oleh dll.

Tanggal	Activity	Transportasi	Cost	Keterangan
21 Juni 2017	Pukul 18.00 berangkat dari Pelabuhan Soekarno  - Hatta Makassar	KM Tilongkabila	Rp170,000	Seharusnya kapal berangkat jam 12, namun delay 6 jam .
22 Juni 2017	Pukul 12.00 siang tiba di pelabuhan Labuan Bajo	KM Tilongkabila
	Pukul 12.30 mengambil travel tujuan Ruteng.	Sewa travel	Rp100,000	Kami mendapatkan travel abang Fain yang merupakan keluarga dari teman di Ruteng. (Fain : 081246039743 )
	Pukul 19.00 tiba di Ruteng. Tiba di rumah Yanto, bertemu dengan mama Ena.			Jarak Labuan Bajo – Ruteng sekitar 4 jam.
	Makan malam			Bareng keluarga mama Ena
23 Juni 2017	Sarapan (Minum Kopi Manggarai  + roti)			Bareng keluarga mama Ena info guide : 085253458684
	Menuju Desa Denge	Sewa Ojek	Rp300,000	Desa Denge adalah desa terakhir sebelum mencapai kampong Waerebo. Kalau mau berhemat bisa menggunakan otokol yang lewat setiap hari jam 12 siang. Perjalanan dari Ruteng ke Desa Denge 4 jam . Kami memulai trekking dari pos 1 Waerebo
	Makan siang di Desa Denge Menuju Kampung Waerebo		Rp25,000	Menempuh perjalanan sejauh 5 km,  waktu tempuh 4 jam
	Menyewa porter	Jalan kaki	Rp200,000 bagi 2 = Rp100,000	Karena kami memulai trekking sudah jam 4 sore dan cuaca sudah hujan, jalanan licin sehingga demi keamanan , penduduk menyarankan untuk menyewa guide ke Waerebo
	Sumbangan Waerebo		Rp10,000	Ini adalah sumbangan yang diberikan kepada tetua adat saat menyambut kedatangan setiap tamu.
	Biaya masuk dan menginap di Waerebo		Rp325,000	Setiap orang yang berkunjung ke Waerebo harus membayar biaya kunjungan. Menginap Rp325,000 (dapat makan mkan malam, siang, sarapan + kopi ) Tidak Menginap Rp200,000 (dapat makan makan siang + kopi )
	Membeli ole-oleh
25 Juni 2017	Sumbangan ke rumah mama Ena pengganti biaya makan		Rp100,000
	Cancar skip			Sepanjang hari hujan di Ruteng dan penduduk lokal menyarankan untuk melihat cancar, ketika musim tanam tiba
	Menuju Bajawa	Ambil travel	Rp125,000	Berangkat jam 15.00, tiba di Bajawa jam 19.00
	Menginap di Hotel Bintang wisata		Rp200,000 bagi 2 = Rp100,000	Via traveloka
26 Juni 2017	Sarapan (Roti dan telur dadar + kopi Bajawa )
	Menuju kampung Bena			Dijemput oleh pak Benny, teman lamanya ka Nila. Beliau banyak yang bercerita dan giat promosikan pariwisata daerah Bajawa
	Masuk kampung Bena		Rp20,000	Akan diberikan kain khas Bena yang bisa dipakai untuk mengelilingi kampong warna ungu, kainnya bagus .
	Membeli oleh-oleh			Ikat kepala Bena
	Menuju Kampung Tololela	Jalan kaki	Rp150,000 bagi 2 =  Rp75,000	Sewa porter karena letaknya di puncak bukit dan tidak ada kendaraan menuju kampung adat
	Masuk Tololela		Rp10,000	Ini adalah sumbangan yang diberikan kepada tetua adat saat menyambut kedatangan setiap tamu.
	Biaya masuk dan menginap di Tololela		Rp180,000	Setiap orang yang berkunjung ke Waerebo harus membayar biaya kunjungan. Menginap Rp180,000 (dapat makan makan siang, malam , sarapan + kopi + teh herbal  )
27 Juni 2017	Membeli oleh oleh			Gelang anyaman Kain tenun ikat Ikat kepala Tololela
	Menuju Kampung Gurusina	Sewa Ojek	Rp100,000	Sewa ojek mengantar ke Gurusina, air panas Mala nega dan ke terminal Bajawa
	Masuk Gurusina		Rp10,000	Ini adalah sumbangan yang diberikan kepada tetua adat saat menyambut kedatangan setiap tamu.
	Menuju sumber air panas Malanage		Rp0	Air panas ini memiliki 2 sumber di satu tempat, air pans dan air dingin . Bisa bawa telur yang bisa direbus langsung di mata airnya .
	Makan siang di Malanage		Rp50,000	Indomie soto plus telur setelah puas berendam di air panas
	Menuju terminal Bajawa
	Menuju Riung	Ambil travel	Rp60,000	Berangkat jam 12.00, tiba di Riung jam 15.00
	Nginap di Tamri Homestay Riung		Rp200,000 bagi 2 = Rp100,000	Kami nginap 2 malam di homestay ini. Letaknya bersampingan dengan pos terminalnya Damri menju Ende. Ibu Bayu : 0812xxxxx
28 Juni 2017	Hopping Taman Laut 17 Pulau Riung	Sewa kapal	Rp350,000 bagi 2 =  Rp175,000	Riung adalah daerah pantai utara Ngada, Taman Laut 17 Pulau. Faktanya ada 23 pulau-pulau kecil di sekitar Riung, tapi angka 17 dianggap lebih memiliki arti bagi Indonesia .
	Sewa peralatan snorkeling dan fins		Rp50,000
	Makan siang		Rp15,000
29 Juni 2017	Menuju Ende	Damri	Rp60,000	Berangkat jam 06.00, tiba di Ende jam 11.00
	Sarapan di Mbay		Rp10,000	Nasi kuning + telur
	Mengunjungi Taman Renungan Soekarno	Jalan kaki		Kami diantar Damri sampai di depan Taman Renungan Soekarno
	Mengunjungi Rumah  Soekarno	Jalan kaki		Hanya berjarak 200 meter dari taman renungan
	Titik 0 km	Jalan kaki		Titik 0 utk memperingati gempa tahun 1992 .
	Makan siang	Jalan kaki	Rp15,000	Nasi padang
	Beli buah dan minum		Rp50,000
	Menuju Desa Moni	Ojek	Rp75,000	Moni adalah desa yang menjadi pintu gerbang untuk masuk ke Gunung Kelimutu
	Nginap di Daniel Lodge Moni		Rp320,000 bagi 2 = Rp160,000	Via traveloka
	Makan malam			Ransum dari Ende
30 Juni 2017	Pukul 03.00 bersiap mengunjungi Danau Kelimutu, 3 danau yang terjadi karena erupsi gunung Kelimutu . Tiket masuk Kelimutu Rp5000/org	Mobil	Rp0	Tidak ada angkot/kendaraan menuju Kelimutu, bisa sewa mobil atau ojek. Moni - Kelimutu  30 menit. Mobil Rp300,000 Ojek Rp100,000 Kami menumpang mobil travelmate dari Ruteng yang bareng mau ke Gunung Kelimutu, karena sama sama orang Batak hehehe. Rezeki anak baik J
	Membeli oleh-oleh
	menuju Maumere	Ambil travel	Rp100,000	Jam 12 check out dan mengambil travel tujuan Maumere , brgkt jam 12.00 tiba di Maumere jam 14.00
	Singgah makan siang di pertigaan pantai Koka		Rp20,000
	Turun di kec. Nita bertemu dengan teman anak Maumere .			Diajak makan siang kembali, dan melihat-lihat hasil tenun khas Maumere
	Menuju Sylvia hotel Maumere		Rp400,000 bagi 2 = Rp200,000	Hotel ini letaknya dekat dengan terminal. Akses ke mana mana mudah, dan saya puas berendam air panas karena udah capek sekali .
	Makan malam di Sylvia		Rp30,000
1 Juli  2017	Menuju pasar Alok Maumere	Naik ojek pp	Rp30,000
	Membeli oleh-oleh
	Makan siang		Rp20,000
	Balik ke Makassar	KM Bukit Siguntang	Rp170,000
2 Juli 2017	Tiba di Makassar
		Total	Rp3,140,000

Download lengkapnya di sini  

Semoga bermanfaat 

Ditulis dan direkap : @daisyjuliaaa

Continue Reading