Liburan yang manise di Sawai, Maluku
pantai Ora, Sawai |
Saya mengambil penerbangan subuh dari Makassar, supaya bisa segera sampai di Pulau Seram sesegera mungkin. Sesampainya di bandara Patimura Ambon, bergegas menuju pelabuhan Tulehu, mengambil tiket fastboat menuju pulau Seram, Maluku Tengah. Sepanjang perjalanan dengan fastboat terlihat lautan Maluku yang mempesona.
Pulau Seram adalah gerbang masuk menuju Gunung Binaiya, gunung tertinggi di Maluku dan pantai Ora yang sudah terkenal itu. Thanks to Facebook dan internet, saya bisa dapat kenalan di Ambon dan Masohi yang membantu mencarikan rumah penduduk di Sawai.
Salah satu resort di Sawai dengan laut sebening kaca |
"Kalau mau ke Ora, kamu mau pilih tinggal di Saleman atau di Sawai ?" begitu langsung pertanyaaan bunda Hapsah setibaku di kota Masohi. Saleman dan Sawai adalah dua desa nelayan yang berdekatan dengan pantai Ora. Kalau Saleman sudah banyak yang tahu, tapi Sawai, belum banyak info. Berbingung-bingung ria, saya pilih di Sawai saja biar sekalian yang paling jauh saja.
Sesampainya di Sawai, saya dikenalkan dengan Ifa, gadis manis Sawai yang kemudian menjadi teman jalan sekaligus lokal guideku yang baik hati. Esoknya, diajak keliling oleh Ifa melihat-lihat sekitar Sawai, singgah ke resort-resort di sekitar Sawai.
Di Lisar bahari Sawai |
Menunggu sunset di Lisar Bahari |
Di Onain Munina resort, Sawai |
Ternyata pilihan saya tidak salah. Sawai bener-bener tempat terpencil yang indah sekali!
Siangnya saya diajakin Ifa singgah ke Rumah Baca, tempat favoritnya bersama teman-teman satu desa menghabiskan waktu, membaca buku! Salut saya lihat semangat adik- adik ini, cita-cita mereka mau jadi dokter, guru dan penyanyi. Wowww .. Amin amin. Doaku padamu adik-adik :)
Tebing Batu, Sawai |
Sorenya menyewa kapal katingting bapak nelayan, kami diantar berenang sore sore di spot Tebing Batu. Ongkosnya cuman beliin bensin saja, soalnya yang punya kapal tetangga Ifa hehehe. Asik deh, murah meriah, kami pun berenang di Tebing Batu sampai puas sekali dan pulang-pulang sudah kelaparan.
Kita juga bisa menikmati memandang Ora dari ketinggian dengan treking di hutannya, cuman saya skip soalnya ga berani.
Pantai Ora, Sawai |
Masih berasa ga percaya aja sudah sampai di pantai Ora. Puas berenang, foto sana-sini kami kemudian ke Air Belanda. Dulu mata air ini ditemukan saat penjajahan Belanda, airnya berasal dari air pegunungan yang superdingin, aliran airnya langsung menuju laut. Jadi setelah puas berenang di air asin, kami bersih-bersih di air belanda.
Air mata Belanda, Sawai |
Siangnya kami singgah melihat lukisan di Tebing Hatupia. Menurut cerita Ifa, lukisan Cakalele ini dulu berulangkali dihancurkan tapi berpindah-pindah 'sendiri' .
lukisan Cakalele |
Ada satu lagi to do list di Sawai, menyusuri Sungai Salawai, yang akhirnya cancel karena hujan deras. Di Sungai Salawai ini bisa lihat langsung orang lokal mengambil sagu. Seruu kelihatannya, sayang belum jodoh. Hehehehhe next time ;))
burung kakatua di penangkaran Taman Masihulan |
Waaaahhhh, seru deh pengalaman tinggal di Sawai, apalagi di bulan Ramadan saaat saya berkunjung, anak-anak dan remaja di Sawai adu keras suara meriam bambu. Rame banget. Siang hari bermain dan berenang di lautan, malam harinya adu keras suara meriam, masa kecil yang sungguh bahagia!
muka muka bahagia berenang di lautan kapan saja |
Adu keras suara meriam bambu saat Ramadan |
Cobain sagu masakan mama buat pertama kalinya |
wefie underwater bareng adik-adik hehehehhe |
Bener-bener pengalaman yang manis sekali tinggal di Sawai. Berasa punya keluarga di sana, bakalan rindu dengan adik-adik di sana. Diajakin ke sana-sini, bertemu dengan mama dan bapa yang baik hati, saya beruntung sekali. Terimakasih Sawai, sampai kita bertemu lagi :)
Desa Sawai |
@daisyjuliaaa - Travel, its not about the destinastion, its about the journeys.
Continue Reading