Hello again pulau Cangke!

Hello again pulau Cangke!

Friday, January 05, 2018   BERWISATA KE PULAU, CANGKE, PENANGKARAN PENYU, PULAU CANGKE, PULAU KOSONG, SNORKLING, SPERMONDE, SULAWESI SELATAN,

A well spent weekend in Cangke .. 

Perjalanan ke pulau kali ini kami memutuskan ke pulau Cangke, ber-12 kembali ke pulau cantik yang hanya dihuni sepasang suami istri ini - Daeng Abu dan Ibu Maidah.

Perjalanan sekitar 3 jam ke pulau Cangke dari pelabuhan Paotere. Tidak akan terasa jika berangkat dengan teman-teman yang lucu dan gokil seperti gengs @onebreathmks

Kami bahkan dapat bonus sunset yang indah sekali.

sunset with some splash 

Malamnya kami dapat malam,  ternyata bulan purnama. Kami semua sudah siap di hammock masing-masing untuk menghabiskan malam di pulau Cangke. 

Dragon Moon Ball 

GOOD MORNING CANGKE

Satu hal terbaik yang bisa kita dapat jika ke pulau Cangke itu sunrisenya .. sunrise di Cangke jempolan, sayangnya karena tadi malam hujan sampai subuh, langit mendung dan full awan tebal. 

a turquoise sea water!

pagi hari di pulau Cangke 

tolong abaikan sendal jepit saya yang berbeda, hilang sebelahnya guys hahahhahahah ><

Di pulau Cangke ini ada penangkaran penyu. 

Ada 3 bak penangkaran berisikan tukik (anak penyu) yang nantinya akan dilepas ke lautan bebas. 

hellooo .. mr turtle 

dont go too far mr turtle 

UNDERWATER CANGKE 

The sea is calling .. lets have some vitamin sea. 

coral di Cangke 

kakak spearo sedang menjalankan hobinya 

. 

Hello ... Daeng Abu dan Ibu Maidah 

Pulau Cangke hanya dihuni oleh daeng Abu dan ibu Maidah, sejak 30 tahun yang lalu. Daeng Abu dan ibu inilah yang berjasa mengubah pulau yang dulunya tandus menjadi penuh pepohonan rimbun. Daeng Abu yang menanam dan merawatnya. 

Ibu Maidah dan daeng Abu

becanda dengan Daeng Abu. Hehehe dia suka cerita apa saja. 

Dido (tengah) kesayangannya Daeng Abu. 

UNTIL WE MEET AGAIN CANGKE 

Indeed .. a beautiful island  

sejauh mata memandang .. damai bgt yaa

nenek moyangku seorang pelaut

gemar mengarung luas samudra

menerjang ombak tiada takut 

menempuh badai sudah biasa 

angin bertiup layar terkembang 

ombak berdebur di tepi pantai 

pemuda brani bangkit sekarang 

ke laut kita beramai-ramai 

THANKYOUUUU PULAU CANGKE 

LOl of the day .. me as captain

terima jasa antarpulau. mau diantar ke pulau apa bang? haha 

@daisyjuliaaa - she was pretending to be a captain Continue Reading

Air Terjun Salulebbo, Menembus hutan Topoyo, Mamuju

Air Terjun Salulebbo, Menembus hutan Topoyo, Mamuju

Thursday, December 21, 2017   AIR TERJUN SALULEBBO, MAMUJU, MAMUJU TENGAH, SALULEBBO, SULAWESI BARAT, TOPOYO,

The highest waterfall i ever seen 

Air terjun Salulebbo , photo by : Yuni Rachma 

Perjalanan ke air terjun ini tak akan pernah terlupakan, karena memang paling sesuatu bgt jalannnya wkwkwkw. Amazing momentss dah pokoknya. Pulang-pulang kami semua udah berubah jadi wonderwomen. Eheem, 11-12 lah dengan kakak Gal Gadot *ga boleh protes*

Jadi kami mulai perjalanan ini sesampainya di Topoyo semalam, fyi, dari Mamuju ke Topoyo ini 4 jam. Setelah sarapan pagi, mandi dan berkemas-kemas, kami mulai ke air terjun ini. 

Dalam pikiran, air terjun ini tidak akan terlalu jauh dan menguras tanaga, kami hanya persiapan dan membawa minum sedikit. Alamakk ternyata rutenya jalur baru dibuka. 

mulai treking 

Jauh sekaliiiii .. 

Dari rumah host kami, kak Sry dan abang yang menyambut kami di Topoyo, kemudian kami membelah hutan sawit, lalu membelah sungai dan membelah hutan belantara. 

semangat dijeeeeeeee

sebagian geng Aksi explore Mamuju

Dalam tim yang explore mamuju ini paling banyak cewek, mau ga mau .. sambil tetap berjalan udah mulai mewek karena jauh sekali, gimana engga ? pakai acara salah sepatu juga. Bawanya sepatu mall, padahal butuhnya yang sendal/sepatu treking hahahah. 

Taunya ini hanya trip cantik, hanya treking biasa, ternyata jauh begitu :DDD

Air terjun ini tersembunyi di Dusun Mariopulana Desa Salule'bo Kecamatan Topoyo Kanupaten Mamuju Tengah (Mateng), air terjun dengan ketinggian 102 meter yang terletak kurang lebih 6 kilo meter dari pusat Desa Salule'bo .

Kami kemudian berkumpul di rumahnya pak kepala desa sebelum lanjut treking.  

ada yang mau gue ojekin ? 

Untuk menuju lokasi air terjun tersebut bisa di tempuh dengan berjalan kaki dan bisa menggunakan sepeda motor. Jika dengan berjalan kaki, butuh waktu sekitar 2,5 jam.

yang pentinggggg happy.. walaupun jauh bangettt .. wefie duluu

Jarak yang cukup jauh dan sangat melelahkan jika di tempuh dengan berjalan kaki.  Sebagian dari kami, akhirnya ditolong dengan adanya ojek yang antar hingga ke pos terdekat, karena langit semakin sore dan penerangan minim, harus kebut untuk tiba di air terjun sebelum petang. 

view dari jauh 

Jalurnya masih benar-benar alami. Ini kali pertama aku pribadi mendatangi tempat harus berulang kali menyusuri jalan setapak dengan memanjat akar-akar pohon hutan. Berpegang erat supaya tidak jatu. Its like where are are going to ????

Ngapain ya gue di sini, sampai ada pikiran kaya gitu, saking udah bingungnya, engga nemu jalur treking air terjunnya. Satu grup temanku, bahkan kesesat dan ditolongin oleh bapak penduduk lokal setempat. Akhirnya kami tiba juga di air terjun ini dengan segala dramanya. 

viewnya bagus bgt yaaa

Fiuuuhhh ... *tarik nafas

Dan rasa lelah itu akan terbayar dengan keindahan air terjun yang sangat menakjubkan dan masih sangat alami ini. 

Gileee boooo' tinggi banget air terjunnya. 

air nya dingin sekaliiiiiiiiiii

akhirnya tiba deh di air terjun Salulebbo

Air terjun ini termasuk air terjun yang belum banyak diketahui oleh orang lokal, tapi beberapa pengunjung dari luar daerah banyak yang datang untuk datangnya indahnya air terjun tersebut.

me in Salulebbo waterfall 

Akses jalan menuju lokasi air terjun ini masih sangat sulit di jangkau jika menggunakan kendaraan roda dua.  Masih butuh banyak sentuhan dan perhatian dari pemerintah setempat.

Finallyyyyyy ... dan kami pun kembali pulang. Jam sudah menunjukkan waktu pukul 12 malam saat kami tiba di Topoyo. Bener-bener my life my adventure!

Fyi, mohon berhati-hati ya guyss, kalau menuju tempat ini, tempatnya masih sangat alami dan jangan membuang sampah sembarangan.

AKHIRNYA BAGIAN YANG DITUNGGU - TUNGGU :D

berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian 
bersakit treking dulu, pesta durian kemudian

happy happy faces

Asyikkkk sekaleeeeeee, ditraktir makan durian superbanyak di rumah ka Sry dan abang di Topoyo.
So lucky bgt yaaaaaaa, pas memang saat musim panen duren di Topoyo.
WHAT A HEAVEN guyss, tengah malam makan duren sampe ngantuk-ngantuk hahahhaha

THANKYOUUUU TOPOYOOOOO <3

Thankyouuuu ka Ibe Ibrahim sudah jadi leader yang sabar wkkwwk
thankyouuuu temen-temen geng Akkarena Soulventure Indonesia yang supergokil dan selalu care :))


Happy travelling ~

@daisyjuliaaa

RELATED STORIES :

• Romantic Sunset in Majene
• Good times in Karampuang, Mamuju

Continue Reading

Hunting foto di Fort Rotterdam

Hunting foto di Fort Rotterdam

Thursday, December 21, 2017   FORT ROTTERDAM, MACRO FOTO, OLYMPUS, OLYMPUS TG 4, SULAWESI SELATAN, TOUGH TG 4,

Hunting foto seru di Rotterdam

Awalnya bersama temanku, kami hanya ingin menghabiskan Sabtu siang dengan berteduh di Benteng Rotterdam. Benteng ini, memang sejuk dan kita bisa bersantai sambil ngobrol dengan teman-teman.

Fort Rotterdam ini sering sekali dijadikan tempat acara komunitas, atau festival karena tempatnya lumayan luas juga dan sangat strategis.

hunting foto makro with Olympus TG4

pink flower in a gloomy day

serap nektar 

Looking for ?

Life is a joke right ?

why so serius ?

Doing cool pose  

not muka jutek tho lol

muka jutek 

Clear Blue sky in Rotterdam  

WHADUP A human ?!

A Photogenic cat 

next nya mau hunting foto makro saja, saya lumayan suka dengan foto-foto makro soalnya imut-imut.
@daisyjuliaaa Continue Reading

Wisata Religius di Desa Bongo, Gorontalo

Wisata Religius di Desa Bongo, Gorontalo

Tuesday, December 19, 2017   BONGO GORONTALO, DESA BONGO, DESA ISLAMI GORONTALO, GORONTALO, KAMPUNG WISATA BONGO, MENUJU DESA BONGO,

one of the best places for my moslem friends

Oleh temanku Septi, seorang dokter co-as di Rumah Sakit Gorontalo, aku di sarankan ke Desa Bongo. Awalnya hanya tertarik karena rumah-rumahnya lucu. Hehehe .. tapi ternyata lebih dari itu guyss. Di desa Bongo ini, bahkan di resmikan sebagai Desa Wisata Religius oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo karena pesona dari wisata budaya yang tersimpan baik di desa ini.

Jaraknya sekitar 20 km dari pusat kota Gorontalo, kita akan melewati pemandangan dengan pantai-pantai indah di samping jalan. View nya langsung laut lepas!

Mirip seperti kota-kota wisata rohani lainnya, jadi Desa Wisata Bongo ini lebih mengedepankan sebuah pengalaman rohani bagi para pengunjung yang singgah untuk berziarah. Semua penganut agama bisa masuk ke desa wisata Bongo ini. 

Ketika menyambangi Desa Adat Bubohu, kita disambut oleh kumpulan fosil kayu di depan pintu masuk desa yang berbaris rapi di atas permukaan tanah. Desa Bongo ini juga merupakan tempat belajar untuk mengenal lebih jauh sejarah dari Kerajaan Gorontalo. Maa Taduwolo, sebuah tempat di dalam lingkungan desa adat ini menyimpan berbagai macam sumber yang berkaitan dengan sejarah Kerajaan Gorontalo. 

Selain jadi museum, desa wisata Bongo ini juga merupakan pesantren alam dimana di dalamnya terdapat para santri yang tengah menimba ilmu agama Islam.  

Di dalam lingkungan pesantren alam Bubohu, terdapat satu pemandangan khas yaitu barisan gubuk khas Gorontalo yang disebut Wambohe berjajar rapi di lingkungan pesantren. Selain Wombohe, di dalam lingkungan pesantren juga terdapat beberapa bangunan kayu yang bentuknya menyerupai Toyopo atau wadah yang biasa digunakan masyarakat Bungo untuk menyimpan kue saat memperingati Maulid Muhammad SAW. 

kasih makan merpatii

Yang dipajang dalam rumah-rumah unik ini, hampir semuanya tentang foto-foto Muhammad SAW. Ada Alquran, beserta foto sahabat-sahabat Muhammad SAW.

Bagian atas rumah ini, bisa kita masukin, karena bisa dipakai untuk mengambil gambar. Tempat ini memang bagus dan desain untuk wisata rohani untuk teman-teman muslim. 

Sudah ada rumah makan, dan lengkap fasilitasnya. Tapi saya kurang tahu ada atau tidak penginapan untuk tamu dari luar. 

Selain itu, jauh di atas puncak bukit, namun masih masuk daerah Desa Bubohu, terdapat juga sebuah mesjid yang diberi nama Masjid Walima Emas. Jaraknya hanya 5 km saja ke arah puncak bukit. Jika beruntung kita bisa mendapat view laut lepas, saya datangnya sewaktu musim hujan, jadi yang terlihat kabut putih, engga cucok di foto hehehe

Masjid Walima Emas saat sedang dibangun 

viewnya lautan lepas

@daisyjuliaaa - Continue Reading